Pages

Sunday 12 December 2010

Koalisi untuk Perempuan Gelar Aksi Damai

JAKARTA-GUSDUR.NET. Dalam rangka memperingati hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan Internasional yang jatuh pada tanggal 25 November, Koalisi untuk Perempuan Cinta Damai menggelar aksi damai di seputar Bundaran Hotel Indonesia (HI), Jakarta, pada Kamis (25/10) siang.
Melalui spanduk dan puluhan poster, massa yang didominasi oleh kaum perempuan itu menuntut Pemerintah untuk menuntaskan segala macam kekerasan yang menimpa perempuan serta tuntutan untuk menghormati hak-hak beribadah dalam menjalankan keyakinan agama. "kami menuntut hak-hak beribadah," tuntut koalisi untuk perempuan dalam spanduknya.



Ditegaskan pula dalam sikap yang mereka bagikan dalam release, Koalisi untuk Perempuan Cinta Damai menuntut Pemerintah untuk memenuhi hak beragama/berkeyakinan tanpa membedakan mayoritas dan minoritas. "Mendesak negara untuk secara serius mengusut dalang-dalang dalam setiap aksi kekerasan atas nama agama," desaknya.

Kemudian, koalisi juga menyoroti tindakan negara yang acap kali abai terhadap setiap propaganda dan tindakan yang memancing permusuhan dan kekerasan yang mengatasnamakan agama. "Padahal itu semua adalah tindak pidana," tegas salah seorang peserta aksi dalam orasinya.
Karenanya koalisi meminta kepada seluruh elemen masyarakat sipil untuk mengedepankan dialog dan toleransi dalam menyikapi setiap perbedaan, dan tidak terpancing terhadap setiap propaganda yang menyebabkan terjadinya kekerasan dan diskriminasi tersebut.

Selain isu-isu keberagamaan yang diserukan, koalisi juga menyorot tindakan kekerasan terhadap perempuan yang marak terjadi akhir-akhir ini. Dalam kasus penyiksaan para TKI, misalnya, koalisi menilai pemerintah SBY dan Budiono gagal. "Pemerintah lamban menyikapi kasus ini, bandingkan dengan pemerintah Abdurrahman Wahid yang segera menelepon Raja Fahd ketika Siti Zainab divonis mati," ungkap seorang orator yang seketika itu pula disambut massa dengan pekik ‘Hidup Gus Dur'.
Dalam aksi tersebut ditampilkan sebuah pementasan drama soal keberagamaan di Indonesia oleh komunitas ibu-ibu dari Ciliwung. Selain pementasan drama, peserta aksi juga turut membacakan puisi dan menyanyikan lagu-lagu perjuangan.

Beberapa elemen yang turut serta dalam aksi ini antara lain Wahid Institute, Aliansi Bhineka Tunggal Ika (ANBTI), Ardhanary Institute, Badan Kerjasama Organisasi-Organisasi Kepercayaan (BKOK), ELSAM,  GANDI, Gekindo, GKI  TamanYasmin, GPDI Elshadday Jatimulya - Bekasi, GPDI Imanuel Sukapura, HKBP Getsamane, HKBP Philadelpia, dan HKBP Pondok Timur Indah Bekasi.
Selain itu, turut pula ICRP (Indonesian Conference on Religion and Peace), ILRC, Jaringan Kerja JIRA, Kapal Perempuan, LBH Apik Jakarta, LBH FAS, LBH Jakarta, Lembaga Pelayanan Kristen di Indonesia(JKLPK), Lembaga Studi Agama dan Filsafat (LSAF), PB KOPPRI PMII, PBHI Jakarta, PERKHIN Jakarta, Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI), PP Lakspedam NU, Setara Institute, The Asian Muslim Action Network (AMAN) Indonesia, Tim Pembela Kebebasan Beragama (TPKB), Ut Omnes Unum Sint Institute, dan YLBHI. (wrf)

No comments:

Post a Comment